Seberapa luas alam semesta?
"Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
ulil albab. Yaitu mereka yang berzikir (mengingat) Allah sambil berdiri, atau
duduk atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang kejadian langit dan bumi
...
Maka maha benar, maha esa Allah-ku yang
maha tinggi".QS Ali-'Imran 3 : 190-191:
--------------------------------------------------------------------------------
AlDakwah.com--Sebelum muncul pemikiran
heliosentris dari Copernicus, gereja mengadopsi pemikiran Geosentris dari
Ptolomeus, yang menganggap bumi sebagai pusat peredaran benda langit. Setelah
pengembangan dan penjelajahan lewat teleskop dan segala perangkat observasi
astronomi yang lebih canggih maka kita kagumi bahwa tata surya kita dengan
matahari sebagai pusat revolusinya hanyalah satu dari 100 milyar sistem tata
surya serupa!
Bahkan Galaxy Bima Sakti tempat tata
surya kita hanyalah serupa piring super mungil yang mengapung di gelap gulita
angkasa raya. Bagaimanakah juga bumi, tempat kita berdomisili dibandingkan
dengan semesta alam itu, perumpamaan bagaikan sebutir pasir dibanding seluruh
gurun, atau bagaikan setetes air yang menempel dijemari saat kita
mencelupkannya di laut dibandingkan seluruh samudera itu sendiri, perumpamaan
ini belumlah mencukupi.
Teleskop yang lebih canggih dengan daya
tangkap lebih kuat dan lebih jauh ditambah dengan perhitungan-perhitungan
fisika astronomi menyajikan kepada kita gambaran semesta yang maha raksasa ini.
Sebesar apakah sebenarnya raksasa alam semesta kita ini? Mari kita bandingkan
dengan bumi, diameter bumi hanya kira-kira 12.500 km! Bandingkan dengan pulau
Java yang membentang sepanjang hanya 1000 km. Dengan pesawat kecil saja bisa
ditempuh kurang dari 2 jam dari ujung ke ujung. Diameter bumi kita hanya 12.5
kali panjang pulau Java! Bila seberkas sinar harus melintasi jarak sepanjang
diameter itu, hanya diperlukan waktu kira-kira seperdua puluh lima detik, jadi
satu detik sinar dapat melintasi diameter bumi sebanyak 25 kali, sebab
kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik.
- Jarak bumi ke matahari hanya 9 menit
cahaya.
- Jarak matahari ke planet terluar
sistem tata surya matahari kita, Pluto, adalah 5,5 jam cahaya.
- Diameter galaksi Bima Sakti adalah 100.000
tahun cahaya.
- Jarak benda terjauh dari bumi yang
dapat terdeteksi hasil observasi saat ini? Milyaran tahun cahaya!
Wahai, berarti cahaya saat observasi
itu adalah gambaran kejadian milyaran tahun yang lalu, jauh sebelum munculnya
"manusia pertama". Bahkan berkas cahaya yang menghasilkan gambar
citra galaksi Bima Sakti yang kita nikmati saat ini yang berasal dari ujung
galaksi Bima Sakti adalah lebih tua umurnya daripada usia "manusia
pertama" yang kita percayai.
Orang Eropa yang mempercayai idea
"manusia pertama", semula memperkirakan bahwa alam semesta baru
berumur 6000 tahun. Ketika mereka mengembangkan analisa dan mengetahui bahwa
perkiraan mereka salah, maka mereka memperbaiki perkiraan itu dan mengatakan
bahwa bumi (juga termasuk alam semesta) telah muncul 20 juta tahun yang lalu,
namun kemudian pandangan ini berubah lagi menjadi 100 juta tahun, terus berubah
melalui tingkat-tingkat hingga menjadi 6000 juta tahun yang lalu! Argumentasi
ini hanya menggambarkan tiada lain daripada spekulasi yang berubah-ubah, tidak
lebih.
Bila jarak bumi dengan benda terjauh
yang dapat teramati adalah milyaran tahun dan jarak itu dapat dianggap sebagai
jari-jari alam semesta (r) maka dapat diketahui volume alam semesta, yaitu 3,14
x r x r. Dapatkah akal kita membayangkan betapa besar dan luasnya alam semesta
ini? Bagaimanakah juga kita yang telah mengimani bahwa ada sesuatu yang lebih
besar dan kuasa dari alam semesta ini, bagaimanakah agungnya Dia? "Super
Jenius" yang yang telah menciptakan kita. Maha Suci Allah, Maha Besar
Allah!
Bumi kita beserta matahari dan
planet-planetnya hanya merupakan satu tata surya diantara seratus milyar tata
surya yang berada di galaksi Bima Sakti. Ada bermilyar-milyar galaksi di
seluruh alam semesta. Sebesar itukah alam semesta? Belum, karena perhitungan di
atas hanya berlaku untuk alam semesta yang teramati sesuai dengan teknologi
yang ada sekarang ini. Karena sebenarnya alam semesta jauh lebih luas dari itu.
Milyaran galaksi yang tampak di alam semesta ini pun hanya merupakan satu
persen dari jumlah seluruh materi yang teramati di alam semesta hingga kini.
Proses kehancuran / kiamat parsial
Salah satu proses alam semesta yang
teramati yaitu pada proses fusi nuklir di matahari, yaitu penggabungan dua buah
atom hidrogen menjadi sebuah atom helium. Dalam prosesnya membentuk unsur atom
helium yang lebih besar, memancarkan energi dalam bentuk sinar dan gelombang
elektromagnetik. Energi yang dipancarkan pada proses fusi nuklir ini akan
dipancarkan tak terhingga jauhnya, hingga keluar dari batas jangkauan
pengamatan kita.
Materi alam semesta kita akan menangkap
energi yang dipancarkan dari alam semesta yang berada diluar jangkauan
pengamatan kita. Yang dimaksud batas jangkauan pengamatan kita adalah, batas
jangkauan teleskop yang paling canggih saat ini. Energi yang berasal dari luar
jangkauan membentuk ikatan atom kembali, hukum kekekalan energi tetap
berlangsung. Hal inilah yang terjadi pada masa setelah kehancuran suatu
galaksi. Perlu diketahui baha di angkasa luar sana selalu terjadi proses
bintang baru lahir / terbentuk (Nova) atau bintang mati / hancur, demikian juga
galaksi, dalam jangka waktu tertentu mengalami proses penghancuran yang relatif
teramati. Setelah terjadi akhir kehancuran galaksi / kiamat parsial, maka tidak
ada bentuk yang tersisa padat maupun cair, semua berubah bentuk menjadi ion-ion
dan gas, (ion adalah unsur atau molekul yang bermuatan listrik).
Kemusnahan galaksi ini bisa digambarkan
sebagai pemusnahan alkohol atau minyak yang terbakar tanpa meninggalkan banyak
jelaga. Jelas kita ketahui bahwa kemusnahan seperti itu hanyalah perubahan
fisik (hukum kekekalan massa). Minyak terurai kembali menjadi senyawa.senyawa
dan unsur-unsur penyusunnya.
Dalam proses habis terbakarnya galaksi,
gas-gas dan ion-ion sisa pembakaran berputar dalam kecepatan tinggi dan
menyebabkan daya tarik magnetik di pusat lingkaran menjadi sangat tingi. Ini
mudah menjadi perangkap sinar, pusat lingkaran yang mempunyai daya tarik
magnezik sangat tingi ini menyebabkan bahkan berkas sinar / cahaya pun tertarik
kearah dinding-dinding pusat lingkaran yang bergerak menyedot ini. Oleh karena
sinar yang masuk terperangkap maka sebagai akibatnya tentu saja daerah yang
berada disekitar pusat gas yang merupakan sisa kehancuran galaksi nampak sangat
gelap. Teori Black Hole.
Luas areal gas sisa pembakaran galaksi
ini bisa mencapai radius jutaan tahun cahaya. Bandingkan dengan diameter
galaksi yang kurang lebih 100.000 tahun cahaya.
Einstein pernah memperkirakan bahwa
jalannya cahaya dalam alam semesta tidaklah benar-benar lurus, namun membentuk
suatu garis lengkung. Hal ini pernah dicemooh kalangan fisikawan saat itu.
Namun kini lewat perangkat observasi yang canggih hal ini terbukti bahwa bekas
sinar dalam alam semesta adalah membentuk kurva, karena adanya medan magnet
yang dihasilkan benda-benda langit.
Pembentukan Kembali
Sifat benda-benda yang gelap cenderung
menyerap sinar, sisa-sisa galaksi yang telah berubah bentuk menjadi ion dan gas
pun kembali menyerap sinar yang dipancarkan oleh obyek-obyek lain yang berada
di alam semesta. Energi yang telah dipancarkan oleh galaksi kita diserap pula
oleh galaksi-galaksi lain dan demikian juga sebaliknya. Gas-gas dan ion-ion
yang ada di lokasi bekas kehancuran galaksi, dengan bantuan energi yang terperangkap
akan kembali saling mengikat dan membentuk massa yang bertambah lama bertambah
besar. Gravitasi antara dua buah massa, cenderung saling tarik-menarik. Setelah
selang waktu yang sangat lama sekali maka massa yang bertambah besar tersebut
dengan bantuan energi yang terperangkap membentuk ikatan yang bertambah lama
bertambah membesar dan akhirnya berubah menjadi serupa kabut.
Dalam astronomi kabut ini disebut
Nebula yang merupakan cikal-bakal pembentuk tata-surya. Pada fase ini kabut
Nebula belum memancarkan sinar, tetapi setelah mulai memancarkan gelombang
elektromagnetik (gelombang radio) bisa diidentifikasikan sebagai radio galaksi.
Untuk melacak keberadaan galaksi yang tidak memancarkan gelombang cahaya,
tetapi memancarkan gelombang radio bisa menggunakan Teleskop Radip, contohnya
seperti yang ada di Mt. Antero yang terletak di Puerto Rico. (Teleskop ini
dapat anda lihat di film spionase James Bond, Golden Eye. Parabola raksasa
statis yang anda saksikan di film tersebut adalah teleskop radio raksasa
terbesar di dunia berdiameter 300 meter).
Gelombang radio dari galaksi bisa juga
dideteksi dengan bantuan VLA (Very Large Array) Telescope yang terletak di
dekat Socorro negara bagian New Mexico di Amerika Serikat. (Bagaimana bentuk
teleskop VLA? cukup melihat film "Contact" yang dibintangi oleh Jodie
Foster, yang nampak seperti antena parabola kita namun berderet banyak,
sebenarnya adalah deretan teleskop radio yang menggunakan teknik
interferometri).
Partikel-partikel kabut oleh karena
kohesi bergabung menjadi partikel yang lebih besar dan mulai membentuk
kelompok-kelompok yang lebih besar, seperti kondensasi yang terjadi pada uap
air, sehingga massa materi yang lebih kecil ditarik ke arah massa yang lebih
besar. Pada saat massa yang lebih besar terbentuk, massa yang lebih kecil yang
ada di sekitarnya oleh karena gaya gravitasi akan tertarik oleh massa yang
lebih besar ini. Para ahli astronomi pada fase ini belum menemukan mengapa awan
debu dan gas antar bintang ini collapse dan membentuk bintang, karena awan-awan
ini dingin dan kerapatan molekulnya rendah (kurang lebih satu atom per cm3).
Mungkin banyak di antara pembaca yang
pernah menyaksikan tingkah laku para astronot di ruang hampa udara, ruang
-hampir- tanpa gaya gravitasi, yang menuangkan air tetapi air itu tidak tumpah,
lalu air membulat bagai bola dan melayang, demikian juga setiap benda cair yang
berada di luar angkasa, termasuk cairan yang berkumpul dari uap nebula. Pada
pemampatan oleh gravitasi dan rotasi maka cairan yang sangat besar ini menjadi
bagian yang lebih kecil dan padat, dimulailah pemebentukan benda-benda langit
serta planet-planet. Hingga kini pun bumi kita hanyalah bagian luarnya /
keraknya yang padat. Sedangkan di dalam kerak bumi masih bersifat cair. Setelah
proses pendinginan yang sangat lama ini, ratusan juta tahun, mulailah beberapa
materi kehidupan, tumbuhan, binatang dalam bentuknya yang paling sederhana
mulai muncul.
Big Bang, Teori Ledakan Besar
Mengenai awal mula alam semesta
terbentuk ini, sebagian besar ilmuwan mendukung teori Big Bang. Teori ledakan
besar. Melihat bahwa semua proses kelahiran dan kehancuran bagian alam semesta
ini pun yang saat ini dapat diamati merupakan proses serupa yang diperkirakan
para saintis. Dari ketiadaan, hingga adanya satu massa materi yang memiliki
kepadatan maha padat (mis. bermilyar-milyar ton massa dalam 1 mm3), kemudian
meledak serupa proses ledakan nuklir. Hingga kini ledakan itu terus berjalan,
dan seperti diketahui para saintis pun mengakui bahwa alam kita ini tetap dalam
proses mengembang. Seperti bila sebuah balon ditiup, dan balon tersebut
memiliki kemampuan mengembang yang tidak terbatas. Alam semesta kita ini pun
dalam keadaan proses demikian. Belum berhenti.
Apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang padu,
kemudian Kami (Allah) pisahkan keduanya, dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman? (QS Al-Anbiya' 21:
30).
"Dan langit itu Kami bangun dengan
kekuasaan (kekuatan) Kami, dan sesungguhnya Kamilah yang meluaskannya."
(QS Adz Dzariyat : 47.
* * *
QS Ali-'Imran 3 : 190-191: Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu mereka yang berzikir (mengingat) Allah
sambil berdiri, atau duduk atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang
kejadian langit dan bumi ...
Maka maha benar, maha esa Allah-ku yang
maha tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar